ERASTORI.COM – Pemerintah Daerah Bolaang Mongondow Selatan (Pemda Bolsel) gelar rembuk Stunting tingkat kabupaten, yang dilaksanakan di Hotel Sentra Manado, Kamis, 29 Februari 2024.
Dalam sambutannya, Bupati Bolsel H. Iskandar Kamaru mengatakan, pelaksanaan rembuk Stunting masuk dalam aksi 3, yang merupakan bagian dari 8 aksi konvergensi percepatan penurunan Stunting.
“Sebelumnya telah dilaksanakan aksi 1, untuk menganalisa situasi yang bertujuan mengidentifikasi sebaran prevalensi Stunting, situasi ketersediaan program dan praktik manajemen layanan,” ucapnya.
Lanjutnya, hal ini dilakukan untuk memahami permasalahan rendahnya integrasi intervensi gizi pada sasaran prioritas sebagai dasar perumusan rekomendasi kegiatan yang harus segera dilaksanakan.
“Kemudian aksi dua, merupakan tahapan penyusunan rencana kegiatan yang bertujuan menindaklanjuti hasil rekomendasi anasis situasi kedalam program dan kegiatan yang menjadi acuan pengintegrasian dalam dokumen perencanaan (RKPD dan Renja),” jelasnya.
Untu itu, Bupati Bolsel menegaskan, pentingnya semua OPD melakukan konfirmasi, sinkronisasi dan bersinergi dalam menindaklanjuti hasil analisis situasi dan rencana kerja.
“Kita semua harus memastikan, terjadinya integrasi dalam pelaksanaan intervensi penurunan Stunting secara bersama-sama. Baik antar OPD penanggung jawab layanan, maupun dengan lembaga non pemerintah serta seluruh masyarakat Bolsel pada umumnya,” harapnya.
Lebih jauh Iskandar mengatakan, isu utama dalam kegiatan rembuk Stunting yang diselenggarakan hari ini, tersedianya program penurunan Stunting yang akan dilakukan pada tahun berjalan.
“Serta menunjukan komitmen nyata, Pemda dan OPD terkait untuk serius menjalankan program penurunan Stunting yang dituangkan dalam Renja tahun 2025 mendatang,” ucap Kamaru dengan nada tegas.
Untuk diketahui, dalam rangka pencapaian target nasional prevalensi Stunting, sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, ayat 1, Perpres 72 tahun 2021, ditetapkan target antara yang harus dicapai sebesar 14% pada tahun 2024.
Melihat prevelansi Stunting Kabupaten Bolsel tahun 2023, sesuai dengan pengukuran EPPGBM, yaitu 2,93 % dan SSGI berada pada angka 27,9%.
Maka, sesuai target RPJMD Prevelansi Stunting menggunakan data EPPGBM pada tahun 2023, sebesar 6% mampu dicapai dan melebihi target yang ada.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKBPP-PA Bolsel, Dra. Suhartini Damo yang menjadi OPD sentral dalam penanganan Stunting bertekad, akan terus meningkat capai penurunan Stunting.
“Melihat capaian prevelansi Stunting saat ini, tentunya kami tidak berpuas diri, karena masih diperlukan kerjasama yang kuat semua pihak dalam rangka pencapaian target nasional dan daerah,” pungkasnya. ***